Warna Tulisan Apa yang ada dalam pikiran Anda ketika melihat para Gepeng (gelandangan dan pengemis) yang banyak kita jumpai diperempatan jalan, lampu merah, terminal bis, stasiun KA, rumah makan bahkan sekarang sudah mulai masuk kerumah-rumah ?
Masalah Gelandangan dan Pengemis memang merupakan masalah pelik diantara kita, sebagian dari kita akan dengan cepat mengatakan bahwa mereka adalah orang-orang yang malas bekerja dan hanya mengharapkan belas kasihan orang, bahkan ada yang dengan sinis mengatakan bahwa kaum Gepeng ada yang mengkoordinirnya. Seorang teman saya berkata bahwa ia hanya akan memberikan uang kepada pengemis cacat atau pengemis yang sudah tua dan tidak akan memberikan uang kepada anak-anak karena katanya “kecil-kecil kok sudah mengemis, bagaimana nanti kalau sudah besar …!” atau ada juga seorang teman yang mengatakan bahwa ia tidak akan memberikan sedekah atau uang kepada pengemis muda, alasannya uang tersebut ternyata dibelikan rokok dan minuman yang memabukkan. Bahkan teman saya yang lain berkata bahwa ia tidak akan pernah memberikan uang kepada pengemis yang menggendong bayi …, apa sebabnya … ?, ternyata pernah suatu ketika, katanya, ia mendengarkan percakapan seorang ibu yang akan meminjam bayi dari ibu lainnya untuk diajak mengemis.
Meski demikian tidak sedikit juga diantara kita yang beranggapan bahwa mereka adalah korban dari kesulitan ekonomi, bukankah tidak ada satu pun manusia yang ingin dilahirkan menjadi orang miskin, yang hidupnya mengharapkan belas kasihan dari orang lain. Hal tersebut yang mungkin dirasakan oleh para anak jalanan, gelandangan dan pengemis.
Kondisi kemiskinan yang berlangsung lama di daerah asal mereka dimana desa tempat mereka tinggal tidak lagi memberi lapangan pekerjaan dengan penghasilan yang memadai, lahan yang semakin menyempit, sementara jumlah penduduk desa terus bertambah, sehingga terjadilah migrasi ke kota dengan impian mendapatkan pekerjaan dan penghidupan yang lebih baik. Ternyata di kota sama saja terlebih bagi mereka yang rata-rata tidak dibekali oleh pengetahuan dan keterampilan yang memadai. Ini berakibat pada sulitnya mereka memperoleh pekerjaan, kemudian menganggur dan menjadi gelandangan pengemis.
Secara individu apakah yang dapat kita lakukan terhadap kemiskinan dan bagi orang-orang miskin (Gelandangan dan Pengemis) yang kerap kita temui dijalan-jalan … ? apakah kita hanya sekedar berharap bahwa itu semua semata-mata adalah urusan dan tanggung-jawab Pemerintah, bahwa fakir-miskin dan gelandangan dipelihara oleh Negara, sebagaimana diamanatkan dalam UUD 1945 ! mengharapkan Pemerintah dalam kondisi seperti ini .... ? kelihatannya saat ini Pemerintah tengah disibukkan dengan berbagai macam urusan mulai dari Bank Century, Gayus, dan masih banyak lagi yang jelas mengindikasikan bahwa Pemerintah sendiri perlu melakukan ”pembersihan atau pembenahan” diri.
Jadi apa yang sebaiknya kita lakukan ??? masihkah kita berharap kepada Pemerintah ... ? atau apakah kita turut menghakimi bahwa mereka adalah orang-orang malas ? kalau saya, memilih lebih baik melakukan hal-hal yang sederhana, yaitu memberikan uang atau sedekah sekedarnya, bukankah lebih baik kita menyalakan lilin kehidupan daripada kita mengutuk kegelapan ... !!!